Ibuku sayang,
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa kini gadis kecilmu telah tumbuh menjadi gadis dewasa.
20 tahun.
Iya bu, kau benar, 20 tahun. Putri kecilmu yang lugu kini telah beranjak dewasa, dan sebaliknya engkau pun bertambah tua.
Usia yang aku rasa cukup matang, usia aku masuki usia tahap dewasa awal.
Selama 20 tahun aku hidup di dunia ini, dari mulai kau mengandungku, melahirkanku, membesarkanku, mendidiku, aku tahu semua itu bukan perihal yang mudah bagimu,
Di kala aku kecil, dalam tahap-tahap awal aku hidup di dunia ini, aku selalu merepotkanmu,membangunkanmu dengan tangisan-tangisanku,kau terjaga semalaman hanya untuk memberi ku ASI, ingatkah ibu, bahkan ketika aku si gadis kecil berusia 5 tahun yg menangis kencang melihat indahnya balon warna-warni yang dijejerkan di depan taman kanak-kanak tempat aku bersekolah,aku selalu merengek sambil menarik-narik pakaianmu, dan ketika memasuki bangku sekolah dasar aku masih belum ingin ditnggal denganmu. Sampai pula ketika aku memasuki masa remaja, proses pencarian jati diriku dimulai, Dari mulai merasakan fase dimana aku jatuh cinta, dan hampir terjerumus dengan hal-hal negatif dan lingkungan disekitarku. Fase dimana aku selalu membangkangmu, dan lebih mendengar nasehat-nasehat teman-temanku. Jalan yang ku lalui pun penuh dengan lika-liku, gemerlap dan godaan yg dapat menjrumuskanku, namun engkau selalu menjadi pelita dan penerang jalanku.
ku hidup dengan penuh cinta kasih darimu, sosok yang lembut, tegar dan selalu sabar dalam medidik anak-anak mu..
Ibu, mungkin aku belum bisa memberikanmu apa-apa saat ini, limpahan harta atau materi aku pun tak punya. Walau kau selalu bilang bahwa engkau tak pernah berharap apapun dariku kecuali aku menjadi anak yang sholehah. Maafkan ibu, jika kadang lisan dan sifat ku seringkali membuat engkau meteskan air mata. Maafkan jika aku belum bisa membuatmu bangga, tapi sampai kapan pun aku akan tetap berusaha untuk membahagiakanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar